PASARKLIWON,AYOSOLO.ID– Kota Solo kembali dipercaya sebagai tuan rumah perhelatan berskala nasional. Kali ini Festival Budaya dan Spiritual yang diselenggarakan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME) dan Masyarakat Adat, Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Ditjen Kebudayaan, Kemdikbudristek, Sjamsul Hadi mengatakan, Festival Budaya dan Spiritual tersebut akan digelar di Balai Kota Solo pada 17-19 Juli 2023.
“Kegiatan ini merupakan salah satu wadah bagi warga penghayat kepercayaan untuk lebih bisa membangun jati diri sehingga lebih nampak eksistensinya,” ujarnya kepada awak media usai bertemu dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota Solo, Jumat 26 Mei 2023.
Baca Juga: Jadi Lebih Pagi, KAI Commuter Sosialisasikan Jadwal KRL Solo-Jogja dengan Gapeka Baru
Ia memaparkan saat ini terdapat 5.346 penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME yang tercatat namun diyakini jumlahnya lebih banyak. Hal tersebut lantaran masih banyak penghayat kepercayaan yang belum percaya diri mencantumkan aliran yang dianut dalam kolom agama di KTP.
“Saya berharap melalui acara ini nanti warga penghayat ber-KTP dengan mencantumkan agama tertentu bisa berganti menjadi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana yang diyakininya. Karena tujuan dari acara ini adalah mendorong upaya setara dalam layanan bagi penghayat Tuhan YME,” paparnya.
Terkait kegiatan Festival Budaya dan Spiritual sendiri, Sjamsul mengatakan, nantinya akan diisi dengan kegiatan sarasehan, pameran tumpeng, tari-tarian hingga pengobatan tradisional.
Baca Juga: Respon Postingan Viral KDRT yang Dilakukan Dosennya, FKIP UNS Minta Pemilik Akun Meminta Maaf
“Kegiatan budaya ini tak hanya bentuk festival namun membangun kepercayaan diri bagi penghayat,” jelasnya.
Dalam festival tersebut Sjamsul mengatakan pihaknya 53 organisasi penghayat kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa di Jawa Tengah dan enam agama melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Terkait pemilihan Kota Solo sebagai tempat penyelenggaraan, khususnya di Balai Kota Solo, ia mengatakan saat ini kota bengawan bukan hanya merupakan poros kota inklusi namun juga kota toleransi. Dimana semua agama difasilitasi untuk dapat menggunakan publik space di Plaza Balai Kota Solo dan Jalan Jenderal Sudirman di kegiatan Hari Raya masing-masing agama.
Sehingga ini menjadi praktik baik bisa menjadi dorongan semua kabupaten/kota di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia,” ungkapnya.***
Artikel Terkait
Di Tengah Lautan Manusia Nikmati Lampion, Sembahyang di Klenteng Tien Kok Sie Tetap Berjalan Khusyuk
Plaza Balai Kota Solo Dipercantik Lampion Ramadhan, Gibran: Silahkan Kalau Mau Ngabuburit di Sini, Asal Prokes
Setelah Imlek dan Ramadhan, Balai Kota-Pasar Gede Kembali Dipercantik Lampion Bertema Pawukon dan Agustusan
Setelah Lebaran dan Suro, Kini Suasana Natal di Kota Solo Juga Bakal Berhias Lampion
Ribuan Lampu Lampion Sambut Hangat Perayaan Natal 2022 di Kota Solo
5.000 Lampion di Balai Kota dan Kawasan Pasar Gede Meriahkan Perayaan Imlek di Kota Solo
Kirab Gebyar Nyepi Tahun Baru Saka 1945, Satu Lagi Bukti Toleransi Beragama di Kota Solo
Spot Selfie Baru! Balai Kota Solo Berhias Miniatur Masjid Raya Sheikh Zayed Sepanjang Ramadan
Giliran Umat Budha Hias Koridor Jensud dan Balai Kota Sambut Perayaan Hari Raya Waisak